Sebuah tayangan televisi telah memberiku inspirasi hingga lahirlah tulisan ini. Sebuah
tayangan yang mengisahkan perjalanan cinta dua insan manusia. Kisah cinta yang cukup
mengharukan didalam dunia percintaan. Kisah seorang laki-laki yang mencintai wanita yang
menderita kanker tulang. sang wanita harus merelakan kedua kakinya diamputasi untuk
memperpanjang hidupnya. Dan sang lelaki tersebut tetap kukuh pada pendiriannya untuk tetap
mencintai sepenuh hati.
Sayang kisah tersebut hanya kulihat dalam tayangan televisi, tidak dalam kehidupan yang
nyata. Tapi aku yakin sang penulis cerita tersebut berharap kisah tersebut tidak hanya ada
dalam benaknya melainkan akan terwujud di dunia nyata. Lantas pada malam yang sunyi ini aku
bertanya pada diriku apakah dinegeri ini masih ada pecinta-pecinta yang mencintai seseorang
bukan karena tubuhnya melainkan perasaan saling bersama, merasakan apa yang dirasa satu sama
lain. Kalaupun ada, mereka bukanlah manusia biasa melainkan manusia berhati dewa.
Kembali aku dihanyutkan dalam lamunanku dan timbul pertanyaan dalam hatiku. Dimanakah aku
bisa menemukan manusia-manusia berhati dewa. Selama perjalananku mencari makna cinta yang
kutemukan hanyalah pecinta-pecinta tubuh wanita. Mencintai karena kesempuranaan tubuh,
kemolekan dan keseksian tubuh wanita. Tak jarang cinta mereka hanyalah kedok dan sarana
untuk mengekslplorasi dan menelesuri setiap celah dan sudut dari lekuk tubuh wanita. Dan
setelah mereka bosan dengan tubuh wanita itu, mereka akan berpindah ke tubuh yang lain
dengan bertamengkan cinta.
Memang aku akui sulit sekali untuk mencintai bukan dikarenakan tubuh seseorang .Apalagi
untuk mencintai seseorang yang tidak diberi kesempuranaan tubuh oleh Tuhan, diperlukan
keikhlasan dan ketulusan hati dalam bercinta. Tapi setidaknya janganlah kita mencintai
seseorang untuk mengeksploitasi tubuh dan setelah bosan kita mencampakkannya dengan berbagai
alasan yang intinya tidak ada kecocokan dalam bercinta.
Mencintai bukanlah untuk mengekplorasi tubuh melainkan untuk merasakan kehidupan bersama
disaat suka maupun duka. Tapi kini cinta semacam itu sudah tak berlaku lagi di negeri ini,
Cinta yang dianggap ketinggalan zaman. Cinta di zaman sekarang adalah mencintai untuk saling
merasakan tubuh satu sama lain. Mencintai untuk melebur tubuh menjadi satu dalam melepas
gelora api asmara yang bertaburan didada mereka, dan setelah bosan mereka akan berpindah ke
tubuh tubuh yang lain. Seolah olah cinta adalah peleburan dan perpindahan tubuh dari tubuh
yang satu ke tubuh yang lain (urbanisasi cinta)
Biarlah dilema ini kusimpan dalam hatiku dalam mencari makna cinta
Mencintai Karena Tubuhmu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment